Semangat, banyak dihubungan dengan suasana perjuangan, juga didalam pertandingan-pertandingan olah raga. Semangat, adalah unsur yang sangat penting di dalam mengatasi berbagai hambatan dan halangan. Bukan hanya dalam perjuangan atau perang atau pertandingan saja kita memerlukan semangat. Di setiap macam pekerjaan, unsur semangat itu sama pentingnya. Bukankah di setiap jenis pekerjaan , kita pada hakekatnya berjuang, dan menghadapi tidak sedikit halangan dan hambatan?
Semangat, erat berkaitan dengan perasaan. Seorang akan tumbuh semangatnya, kalau dia merasa diterima dan menjadi anggotauta dari kelompoknya. Sehingga mempunyai keyakinan, bahwa dia bersama teman sejawatnya, bekerjasama untuk mencapai sasaran-sasaran bersama. Sasaran-sasarannya, bisa diidentikkan dengan sasaran bersama.Meskipun semangat erat berkaitan dengan kepuasan kerja, tetapi tidaklah sama dan satuKepuasan kerja, sebagaimana kita maklum, adalah hasil dari berbagai sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap pekerjaannya, terhadap faktor-faktor yang berhubungan dan terhadap kehidupan umumnya. Semangat kerja adalah unsur ekspressi dari sikap berbagai orang yang dipekerjakan disuatu perusahaan.
Semangat kerja jelas bukan merupakan sikap rata-rata setiap orang. Mungkin semangat suatu perusahaan berada pada tingkat yang rendah, meskipun banyak karyawannya menikmati kepuasaan kerja. Orang-orang tertentu yang kurang puas dengan pekerjaannya mungkin mengalami kemerosotan semangat secara keseluruhan. Atau seorang kepala kelompok(Supervisor) dengan sikapnya yang tidak populer, mungkin sekali menyebabkan merosotnya semangat kerja para bawahannya, meskipun faktor-faktor yang mendukung kepuasan kerja cukup tersedia.
Sebaliknya, beberapa orang lainnya mungkin merupakan pembangkit semangat kerja, meskipun faktor-faktor yang tersedia untuk memberikan karyawan kepuasan kerja sangat terbatas.
Kenyataan bahwa semangat kerja adalah hasil sampingan dari suatu kelompok, memungkin - kannya untuk dibangkitkan oleh sejumlah kecil orang dalam kelompok yang bersangkutan. misalnya, seorang tenaga suka membuat ribut, kalau dia memang tidak disukai oleh kelompok di mana dia bekerja, maka tidaklah akan mempengaruhi semangat kerja kelompok tersebut, apabila dia dipecat. Kelompok akan menganggap kejadian tersebut sebagai suatu peristiwa yang terpisah dan berdiri sendiri. Tetapi andai kata orang itu disukai oleh teman-temannya, menganggap bahwa orang itu sama sekali tidak mengganggu, maka peristiwa pemecatannya bisa merosotkan semangat kerja kelompoknya.
Dengan keterangan-keterangan di atas, kita bisa melahat, bahwa semangat kerja dalam suatu kelompok, bisa tinggi dan rendah secara bersamaan dalam satu waktu.
Semangat ditentukan oleh empat hal,. Salah satu yang terpenting adalah : perasaan kebersamaan. Disebut juga sebagai "Kerjasama Kelompok".Kemudian adanya keperluan akan suatu sasaran. Berikutnya: dirasakannya kemajuan ke arah sasaran-sasaran yang memberikan hasil. Dan terakhir ialah setiap orang dalam kelompok, memikul tanggung jawab yang mempunyai makna dan merupakan keperluan untuk mencapai sasaran.
Setiap karyawan di dalam situasi pekerjaan yang normal, sukar ditemukan melakukan pekerjaan yang terisolasi tanpa kaitan dengan pekerjaan teman sekerjanya yang lain. Para karyawan dengan demikian, sangaja atau tidak, merupakan suatu kelompok atau sejumlah sub-kelompok.Situasi yang ideal, adalah apabila terdapat hanya satu kelompok, dan semua karyawan menjadi anggauta dari kelompok itu. Kelompok yang menyatu itu, akan mengalami peningkatan semangat yang tertinggi, apabila yang dipimpin dan yang memimpin semuanya menjadi satu dalam kelompok. Arah yang diinginkan oleh pimpinan dan apa yang akan dicapai adalah arah kemana semangat kerja terpusat. Namun, seringkali hal ini, kurang mendapat tanggapan dari banyak pemimpin.
Perubahan-perubahan, mungkin saja menyebabkan kelompok tidak mencapai sasarannya; mungkin pula disebabkan karena unsur kebersamaan pimpinan dan bawahan kurang mendapat perhatian. Apakah suatu perubahanakan bermanfaat atau tidak, tergantung pada reaksi kelompok.
Di dalam setiap perusahaan, mestinya terdapat semacam struktur sosial. Kalau gagal menyadari adanya struktur demikian, akan menyebabkan manajemen gagal melihat kenyataan. Banyak pemimpin terlaluter pusat kepada masalah uang. Setiap karyawan di dalam pekerjaan, tentu akan membentuk semacam masyarakat; mereka mempunyai teman dan kawan, juga musuh-musuh; mereka saling bertukar rahasia; berkumpul sesudah jam kerja dalam kegiatan sosial tertentu; makan bersama dengan melakukan kegemaran dan hobby yang sama. Sadar atau tidak, mereka membentuk kelompok-kelompok.Kelompok demikian ini, bisa menjadi sumber utama semangat yang meningkat, apabila pimpinan bersedia mengakuinya dan apabila mungkin menyalurkannya ke arah yang benar untuk menciptakan suasana kerjasama.
Meningkatkan kerjasama dalam kelompok , akan sangat mudah, apabila kelompok mempunyai sasaran yang jelas. Perubahan cara-cara pekerjaan, membawa pengaruh perubahan dalam kelompok. Meskipin perubahan itu wajar dilihat dari segi pimpinan, bukanlah otomatis demikian dengan kelompok itu sendiri. Karena itu setiap perubahan, hendaknya didahului dengan penjelasan-penjelasan sehingga setiap orang dan kelompok dapat menyatukan sasaran perubahan itu dengan sasaran kelompok.
Perbaikan kedudukan, keamanan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraanperorangan dan kelompok, semuanya bisa merupakan sasaran-sasaran , asalkan pimpinan mampu meng - galakkan mereka dan para karyawan umumnya. Harus pula cukup bukti bahwa semuanya itu nyata dan bisa dicapai.
Semboyan-semboyan, sering dipergunakan orang untuk meningkatkan semangat kerja. Semboyan yang indah, dianggap cukup kuat untuk membangkitkan semangat. Tetapi dengan semboyan saja, bagaimanapun indah dan muluknya, sebenarnya tidak banyak artinya, kalau hal-hal yang nyata dan bisa dijangkau, tidak terlihat oleh para karyawan.
Setelah jelas sasaran-sasarannya, maka yang penting lainnya, ialah adanya cara yang jelas untuk mengetahui berapa jauh kemajuan yang telah dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Akhirnya, suatu tugas yang mempunyai makna bagi setiap anggauta kelompok adalah sangat penting. Apabila sasaran itu adalah menjual seratus biji barang tertentu, maka hendaknya setiap anggauta dapat melihat bahwa untuk mencapai sasaran itu setiap orang memikul tanggung-jawab dan tugas tertentu untuk mencapainya. Peranan masing-masing tentu saja harus jelas, sebagai bahagian dari keseluruhan usaha dan upaya pencapaian sasaran itu.Dengan demikian setiap orang lalu merasakan akan makna peranannya atas sukses-sukses yang dicapai bersama.
Semangat, erat berkaitan dengan perasaan. Seorang akan tumbuh semangatnya, kalau dia merasa diterima dan menjadi anggotauta dari kelompoknya. Sehingga mempunyai keyakinan, bahwa dia bersama teman sejawatnya, bekerjasama untuk mencapai sasaran-sasaran bersama. Sasaran-sasarannya, bisa diidentikkan dengan sasaran bersama.Meskipun semangat erat berkaitan dengan kepuasan kerja, tetapi tidaklah sama dan satuKepuasan kerja, sebagaimana kita maklum, adalah hasil dari berbagai sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap pekerjaannya, terhadap faktor-faktor yang berhubungan dan terhadap kehidupan umumnya. Semangat kerja adalah unsur ekspressi dari sikap berbagai orang yang dipekerjakan disuatu perusahaan.
Semangat kerja jelas bukan merupakan sikap rata-rata setiap orang. Mungkin semangat suatu perusahaan berada pada tingkat yang rendah, meskipun banyak karyawannya menikmati kepuasaan kerja. Orang-orang tertentu yang kurang puas dengan pekerjaannya mungkin mengalami kemerosotan semangat secara keseluruhan. Atau seorang kepala kelompok(Supervisor) dengan sikapnya yang tidak populer, mungkin sekali menyebabkan merosotnya semangat kerja para bawahannya, meskipun faktor-faktor yang mendukung kepuasan kerja cukup tersedia.
Sebaliknya, beberapa orang lainnya mungkin merupakan pembangkit semangat kerja, meskipun faktor-faktor yang tersedia untuk memberikan karyawan kepuasan kerja sangat terbatas.
Kenyataan bahwa semangat kerja adalah hasil sampingan dari suatu kelompok, memungkin - kannya untuk dibangkitkan oleh sejumlah kecil orang dalam kelompok yang bersangkutan. misalnya, seorang tenaga suka membuat ribut, kalau dia memang tidak disukai oleh kelompok di mana dia bekerja, maka tidaklah akan mempengaruhi semangat kerja kelompok tersebut, apabila dia dipecat. Kelompok akan menganggap kejadian tersebut sebagai suatu peristiwa yang terpisah dan berdiri sendiri. Tetapi andai kata orang itu disukai oleh teman-temannya, menganggap bahwa orang itu sama sekali tidak mengganggu, maka peristiwa pemecatannya bisa merosotkan semangat kerja kelompoknya.
Dengan keterangan-keterangan di atas, kita bisa melahat, bahwa semangat kerja dalam suatu kelompok, bisa tinggi dan rendah secara bersamaan dalam satu waktu.
Semangat ditentukan oleh empat hal,. Salah satu yang terpenting adalah : perasaan kebersamaan. Disebut juga sebagai "Kerjasama Kelompok".Kemudian adanya keperluan akan suatu sasaran. Berikutnya: dirasakannya kemajuan ke arah sasaran-sasaran yang memberikan hasil. Dan terakhir ialah setiap orang dalam kelompok, memikul tanggung jawab yang mempunyai makna dan merupakan keperluan untuk mencapai sasaran.
Setiap karyawan di dalam situasi pekerjaan yang normal, sukar ditemukan melakukan pekerjaan yang terisolasi tanpa kaitan dengan pekerjaan teman sekerjanya yang lain. Para karyawan dengan demikian, sangaja atau tidak, merupakan suatu kelompok atau sejumlah sub-kelompok.Situasi yang ideal, adalah apabila terdapat hanya satu kelompok, dan semua karyawan menjadi anggauta dari kelompok itu. Kelompok yang menyatu itu, akan mengalami peningkatan semangat yang tertinggi, apabila yang dipimpin dan yang memimpin semuanya menjadi satu dalam kelompok. Arah yang diinginkan oleh pimpinan dan apa yang akan dicapai adalah arah kemana semangat kerja terpusat. Namun, seringkali hal ini, kurang mendapat tanggapan dari banyak pemimpin.
Perubahan-perubahan, mungkin saja menyebabkan kelompok tidak mencapai sasarannya; mungkin pula disebabkan karena unsur kebersamaan pimpinan dan bawahan kurang mendapat perhatian. Apakah suatu perubahanakan bermanfaat atau tidak, tergantung pada reaksi kelompok.
Di dalam setiap perusahaan, mestinya terdapat semacam struktur sosial. Kalau gagal menyadari adanya struktur demikian, akan menyebabkan manajemen gagal melihat kenyataan. Banyak pemimpin terlaluter pusat kepada masalah uang. Setiap karyawan di dalam pekerjaan, tentu akan membentuk semacam masyarakat; mereka mempunyai teman dan kawan, juga musuh-musuh; mereka saling bertukar rahasia; berkumpul sesudah jam kerja dalam kegiatan sosial tertentu; makan bersama dengan melakukan kegemaran dan hobby yang sama. Sadar atau tidak, mereka membentuk kelompok-kelompok.Kelompok demikian ini, bisa menjadi sumber utama semangat yang meningkat, apabila pimpinan bersedia mengakuinya dan apabila mungkin menyalurkannya ke arah yang benar untuk menciptakan suasana kerjasama.
Meningkatkan kerjasama dalam kelompok , akan sangat mudah, apabila kelompok mempunyai sasaran yang jelas. Perubahan cara-cara pekerjaan, membawa pengaruh perubahan dalam kelompok. Meskipin perubahan itu wajar dilihat dari segi pimpinan, bukanlah otomatis demikian dengan kelompok itu sendiri. Karena itu setiap perubahan, hendaknya didahului dengan penjelasan-penjelasan sehingga setiap orang dan kelompok dapat menyatukan sasaran perubahan itu dengan sasaran kelompok.
Perbaikan kedudukan, keamanan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraanperorangan dan kelompok, semuanya bisa merupakan sasaran-sasaran , asalkan pimpinan mampu meng - galakkan mereka dan para karyawan umumnya. Harus pula cukup bukti bahwa semuanya itu nyata dan bisa dicapai.
Semboyan-semboyan, sering dipergunakan orang untuk meningkatkan semangat kerja. Semboyan yang indah, dianggap cukup kuat untuk membangkitkan semangat. Tetapi dengan semboyan saja, bagaimanapun indah dan muluknya, sebenarnya tidak banyak artinya, kalau hal-hal yang nyata dan bisa dijangkau, tidak terlihat oleh para karyawan.
Setelah jelas sasaran-sasarannya, maka yang penting lainnya, ialah adanya cara yang jelas untuk mengetahui berapa jauh kemajuan yang telah dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Akhirnya, suatu tugas yang mempunyai makna bagi setiap anggauta kelompok adalah sangat penting. Apabila sasaran itu adalah menjual seratus biji barang tertentu, maka hendaknya setiap anggauta dapat melihat bahwa untuk mencapai sasaran itu setiap orang memikul tanggung-jawab dan tugas tertentu untuk mencapainya. Peranan masing-masing tentu saja harus jelas, sebagai bahagian dari keseluruhan usaha dan upaya pencapaian sasaran itu.Dengan demikian setiap orang lalu merasakan akan makna peranannya atas sukses-sukses yang dicapai bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar